Kelebihan dan Kekurangan AMP Untuk Website

Istilah AMP (Accelerated Mobile Pages) tentu sudah tidak asing lagi di telinga para blogger maupun web developer. Teknologi yang dulunya dikenal bisa memunculkan tanda petir di samping URL website tersebut pernah populer di masanya sebagai salah satu cara meningkatkan performa situs.

Terlepas dari berbagai benefit yang ada, pro dan kontra terkait penggunaan AMP hingga kini masih tetap ada. Lantas, apa saja sih faktor yang membuat AMP disukai dan tidak disukai oleh penggunanya? Berikut ulasan selengkapnya.

Kekurangan AMP untuk Website

Inilah kekurangan AMP yang membuat para blogger dan web developer berpikir dua kali untuk menggunakannya. Saat ini mayoritas pengembang website lebih memilih menggunakan web hosting indonesia terbaik untuk meningkatkan kecepatan website daripada memasang AMP.

1. Tampilan Berbeda dari versi Asli Website

Kekurangan paling menonjol dari penggunaan AMP yakni tampilannya yang sangat sederhana, sehingga berbeda dari desain website aslinya. Meski begitu, kondisi ini sebenarnya bisa diminimalisir dengan melakukan desain ulang kode HTML dan CSS sehingga elemennya masih ada kemiripan dari tampilan non AMP. Itu berlaku untuk semua CMS

2. Penggunaan Script Terbatas

Karena fokus utama AMP adalah untuk mengejar kecepatan, jadi mau tidak mau developer harus membatasi script yang digunakan. Kamu tidak bisa sembarangan memasang javascript di website yang sudah diinstal AMP. Bahkan, untuk script kode Google Adsense dan Google Analytics pun harus sudah menggunakan javascript ringan yang sudah mendukung AMP.

3. Keterbatasan Pemasangan Jenis Iklan

Iklan merupakan nyawa dari sebuah website komersial. Mayoritas blogger di Indonesia sendiri menggunakan iklan dari Google Adsense sebagai generator uang. Masalahnya, teknologi AMP tidak mendukung semua jenis iklan. 

Misalnya, jenis iklan pop up atau interstitial, itu tidak diijinkan. Namun, untuk iklan banner biasa masih tetap bisa dipasang secara normal. 

4. Konfigurasi Relatif Rumit

Untuk poin kekurangan ini sebenarnya sifatnya sangat relatif, karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Terlepas dari itu, bagi kami mengatur website dari non-AMP menjadi AMP cukup sulit. 

Begitu pula ketika ingin melepas AMP dari website, diperlukan usaha ekstra agar tampilan website bisa kembali normal seperti sebelum menggunakan AMP.

5. Elemen Branding Lebih Sedikit

Elemen branding adalah salah satu aspek penting yang perlu ditampilkan dalam sebuah website, sehingga brand kita lebih mudah dikenali oleh calon konsumen. Sayangnya, dengan berbagai keterbatasan AMP dalam menampilkan versi asli tampilan website, maka elemen branding pun juga menjadi berkurang.

Dari segi logo misalnya, bagian ini hanya bisa ditampilkan satu kali di elemen header. Sementara jika kita menampilkan logo di bagian footer pada desain website asli, maka bagian tersebut tidak akan muncul pada versi AMP.

Kelebihan AMP untuk Website

Selain dari kekurangan-kekurangan di atas, AMP juga memiliki beberapa kelebihan untuk website. Inilah contoh kelebihan AMP yang sampai saat ini masih dirasakan oleh para blogger maupun web developer.

1. Akses Ringan dan Mobile Friendly

Seperti kita ketahui, AMP (Accelerated Mobile Pages) merupakan fitur yang sangat spesifik ditujukan bagi pengguna mobile. Maka dari itu, tidak heran jika bentuk dan desainnya sudah dibuat sangat mobile friendly atau ramah terhadap pengguna perangkat mobile.

Selain sudah mobile friendly tanpa menghilangkan unsur-unsur penting, AMP juga membuat website semakin kencang ketika diakses via selular. Bisa dibayangkan, perbandingannya bahkan hingga 3x lipat. Itu berarti sebuah website yang biasanya butuh waktu 3 detik untuk loading, maka dengan bantuan teknologi AMP hanya butuh waktu 1 detik saja. Sangat luar biasa, bukan?

Fitur kecepatan inilah yang sampai sekarang membuat project AMP masih banyak digunakan. Pasalnya, hal ini sangat bermanfaat bagi pengunjung yang ada di daerah pedesaan yang masih menggunakan sinyal 3G.

2. Menghemat Resource Server

Kelebihan ini memiliki kaitan erat dengan cara kerja AMP yang menyimpan halaman website dalam bentuk cache sehingga tidak perlu request berkali-kali setiap ada pengunjung masuk. Dengan kata lain, walaupun ada ribuan visitor yang mengakses dari perangkat seluler secara bersamaan, hal ini tidak akan memakan banyak resource server.

3. Pengalaman Pengguna Meningkat

Tidak bisa dipungkiri, saat ini pengalaman pengguna merupakan faktor penting yang harus diperhatikan ketika mengembangkan website. Google bahkan secara khusus merilis algoritma baru bernama Page Experience yang didalamnya terdapat Core Web Vitals sebagai syarat penilaiannya.

AMP memiliki keuntungan dalam hal kecepatan, sehingga kamu tidak perlu pusing-pusing lagi soal page speed versi mobile. Namun, agar skor user experience semakin optimal kamu juga masih perlu mengatur navigasi, internal linking, serta CTA yang sejelas mungkin.

4. Ramah Terhadap SEO

Website yang menggunakan AMP memang dikenal lebih ramah SEO jika dibandingkan dengan website tanpa AMP. Bahkan, Google sendiri sempat menunjukkan tanda-tanda eksklusifitas tersebut dengan memberikan badge atau logo Petir di samping URL website. 

Namun, untuk saat ini sayangnya tanda petir AMP tersebut sudah dihilangkan oleh Google. Sehingga untuk dampak SEO yang dulu sempat dirasakan oleh para blogger pun mulai kembali dipertanyakan efektifitasnya.

5. Bisa Digunakan Secara Gratis

Terakhir, AMP merupakan project open source dari Google langsung. Itu artinya teknologi AMP bisa digunakan dan dikembangkan oleh siapapun tanpa harus membayar biaya lisensi atau berlangganan.

Developer AMP seperti Ahmed Kaludi memang mematok tarif berlangganan dari plugin AMP yang ia buat. Namun, biaya tersebut sejatinya merupakan fee untuk mendapatkan tampilan yang lebih elegan, profesional, dan beda dari yang lain. 

Untuk script dan kodenya sendiri sebenarnya bisa didapatkan langsung secara gratis. Meski secara tampilan dan fitur masih sangat standar dan butuh dikembangkan sendiri.

Itulah kelebihan dan kekurangan AMP (Accelerated Mobile Pages) yang perlu diketahui. Bagaimana, apakah kamu semakin tertarik memasang AMP di website? 

Recent Posts

This website uses cookies.